Selasa, 14 Juli 2009

MATERI KULIAH TENTANG VALIDITAS DAN SKALA PENGUKURAN DOMAIN AFEKTIF

Sebagaimana telah diketahui bahwa, dalam pengukuran perlu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Tentang materi reliabilitas telah dibahas secara lengkap pada tatap muka perkuliahan. Namun berikut disajikan materi dalam bentuk PDF tentang validitas dalam pengukuran. Di samping itu, juga dibahas tentang skala pengukuran pada aspek domain afektif. Bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo, khususnya yang memprogram matakuliah EVALUASI PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA silakan untuk mendownload file tersebut di sini.

Rabu, 27 Mei 2009

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK

Pembaca yang budiman... Ngomong-ngomong tentang model pembelajaran, dapat diketahui bahwa ada banyak sekali model-model pembelajaran yang dapat kita jadikan sebagai salah satu cara untuk inovasi pembelajaran, dan salah satunya adalah Model Pembelajaran Tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Apabila ada di antara para pembaca yang ingin mengetahui lebih jauh tentang pembelajaran tematik, silakan didownload file PEMBELAJARAN_TEMATIK
dalam bentuk powerpoint di sini. Nggak usah khawatir, graaatiiiis kok.

Senin, 04 Mei 2009

RINGKASAN MATERI KULIAH: TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA matakuliah EVALUASI PROSES DAN HASIL PEMB. MAT.

Bagi mahasiswa perkuliahan EVALUASI PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA, berikut ringkasan materi tentang TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA yang dapat didownload secara free. Materi untuk Ujian Tengah Semester adalah mulai dari awal perkuliahan sampai di sini.

Minggu, 26 April 2009

PENGGUNAAN ALJABAR BLOK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Beberapa waktu yang lalu penulis menjelajah di dunia maya, dan menemukan sebuah file dalam bentuk powerpoint tentang penggunaan aljabar blok untuk mempermudah penyampaian konsep operasi pada bilangan bulat kepada siswa kita. Tidak hanya itu, penyampaian konsep perkalian bentuk aljabarpun juga dapat terbantu dengan menggunakan aljabar blok ini. Apabila ada di antara pembaca yang ingin mendownload file tersebut, silakan klik:di sini.

Minggu, 15 Maret 2009

BENTUK PELAKSANAAN UJIAN DAN BENTUK TES

A. Ujian Tertulis

Dalam ujian tertulis dapat dipergunakan soal-soal berbentuk essai, obyektif, atau gabungan dari keduanya. Berikut ini akan dibahas perbandingan antara soal-soal tes yang ditulis dalam bentuk essai dengan soal-soal tes yang ditulis dalam bentuk obyektif.

Bentuk tes ujian tertulis

1. Soal bentuk essay

Soal essay mampu mengukur hasil belajar yang bersifat kompleks.

Soal tes bentuk essay ini mempunyai dua bentuk:

a. Essai terbatas

b. Essai bebas

Soal tes essai terbatas dapat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar kompleks, berupa kemampuan-kemampuan:

a. menjelaskan hubungan sebab-akibat.

b. melukiskan aplikasi prinsip-prinsip.

c. mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan

d. merumuskan hipotesis-hipotesis dengan tepat.

e. merumuskan kesimpulan-kesimpulan secara tepat

f. merumuskan asumsi-asumsi secara tepat.

g. melukiskan keterbatasan-keterbatasan data.

h. menjelaskan metode dan prosedur.

j. dan yang semacamnya yang menuntut kemampuan testi untuk melengkapi jawabannya.

Soal tes essai bebas sangat tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar yang bersifat kompleks berupa kemampuan-kemampuan:

a). menghasilkan, menyusun, dan menyatakan ide-ide.

b). memadukan berbagai hasil belajar dari berbagai bidang studi.

c). merekayasa bentuk-bentuk orisinal seperti misalnya mendesain sebuah eksperimen

d). mengevaluasi nilai suatu ide

Tapi bentuk soal tes bentuk essai ini memiliki kelemahan di samping keunggulan.

Kelemahannya adalah:

a. Mutu jawaban testi sangat tergantung kemampuannya memilih kata-kata dan kalimat-kalimat yang tepat untuk merumuskan jawabannya.

b. Jumlah soal tes uraian sangat terbatas oleh karena untuk menjawab setiap soal bentuk essai memerlukan waktu yang lama dan energi yang relatif besar.

c. Tingkat kebenaran jawaban subyektif. Hal ini disebabkan karena jawaban-jawaban testi thd soal bentuk essai itu merupakan tafsiran subyektif dari testi yang bersangkutan. Sementara pendapat korektor atas jawaban testi juga merupakan tafsiran subyektif.

d. Ada kemungkinan testi menggunakan hal-hal yang tidak relevan dengan soalnya.

e. Pada umumnya hanya dapat dikoreksi oleh penyusunnya sendiri. Jika jumlah testi besar maka koreksinya lama.

f. Skor soal tes bentuk essai kurang reliabel bila dibandingkan dengan skor soal tes obyektif

g. Seringkali testi lebih mementingkan panjangnya jawaban daripada mutu jawabannya.

Keunggulan tes essai:

a. Jawabannya berupa uraian-uraian yang harus disusun dengan kata-kata dan kalimat-kalimat sendiri. Ini akan menuntut testi untum prigel/trampil memilih kata-kata dan kalimat-kalimat secara tepat dalam merumuskan jawaban-jawabannya.

b. Soal tes bentuk essai tidak hanya menuntut testi mampu mengingat dan mengenal kembali segala apa yang telah dipelajari akan tetapi sekaligus juga menuntun testi untuk mampu mengintegrasikan segala apa yang telah dipelajarinya.

c. Kemungkinan menebak adalah sangat kecil. Sekiranya jawaban yang diberikan adalah hasil tebakan, akan sangat mudah diketahui.

d. Soal tes bentuk essai sangat tepat digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil belajar yang bersifat kompleks yang tdk dapat dievaluasi dengan alat yang lainnya.

e. Relatif lebih mudah disusun dari pada soal tes bentuk obyektif.

f. Proses berpikir testi dapt dilacak dari jawabannya.

g. Soal tes bentuk essai lebih menekankan pengintegrasian dan pengaplikasian berfikir serta pemecahan masalah daripada hanya sekedar memanipulasikan informasi-informasi yang faktual.

2. Soal bentuk obyektif

Tepat digunakan untuk mengevaluasi hsail belajar berupa kemampuan:

a. mengingat dan mengenal kembali fakta

b. memahami hubungan antara 2 hal atau lebih.

c. mengaplikasikan prinsip-prinsip.

Akhir-akhir ini sementar pihak ada yang berpendapat soal tes bentuk obyektif dapat juga dipergunakan untuk mengevalusi kemampuan: menganalisis, mensistesis, mengevalusi.

Kelemahan soal obyektif:

a. Soal obyektif hanya tepat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan-kemampuan mengingat kembali, mengenal kembali, mengasosiasikan antara 2 hal, memahami hubungan dan mengaplikasikan prinsip-prinsip.

b. Soal obyektif dapat membuat testi tidak terbiasa mengemukan ide-idenya secara tertulis dengan menggunakan kata-kata dan kalimatnya sendiri.

c. Kemungkinan untuk menebak besar sekali dan sukar sekali untuk dilacak.

d. Proses berfikir testi tidak dapat diikuti karena yang dapat dilihat hanyalah pilihan-pilihan jawaban yang dipilih oleh testi.

e. Memungkin saling mencontek dengan sangat mudah oleh karena jawaban testi hanya berupa lingkaran, silang, atau penghitaman abjad didepan jawaban.

Keunggulan soal obyektif

a. Tugas testi sudah pasti yaitu memilih, menjodohkan, mengisi, atau memberi jawaban singkat.

b. Jumlah soal besar/banyak sehingga representatif thd materi pelajaran.

c. Kunci jawaban dapat dipersiapkan secara pasti dan bersifat mutlak shg dapat dikoreksi oleh siapapun.

d. Tidak ada kemungkinan bagi testi untuk mengemukakan hal-hal yang tidak relevan dengan persoalannya karena tugas testi sudah pasti

f. Kunci jawaban tes obyektif sudah pasti dn mutlak.

3. Soal Tes Bentuk Benar-salah (B-S)

Keunggulan:

a. Memungkinkan penyusun tes memasukkan bahan sebanyak-banyaknya

b. Memungkinkan penyusun tes mengajukan masalah praktis

c. Relatif mudah disusun

Kelemahan:

a. Soal terbatas pd fakta/hafalan dangkal

b. Memungkinkan testi menebak jawaban

c. Umumnya rumusan-2 soalnya kabur

4. Soal Tes Pilihan Berganda

Keunggulan:

a. Dapat dipergunakan mengukur semua tataran kognitif: mengingat dan mengenal kembali fakta-fakta, memahami hubungan antara dua hal atau lebih, mengaplikasikan prinsip-prinsip, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi.

b. Tepat dipergunakan bagi semua bidang studi, terutama jika bermaksud mengevaluasi aspek-aspek verbal dan matematis.

Kelemahan:

a. Menyusunnya relatif sukar karena tidak mudah mencari alternatif-alternatif jawaban yang homogen.

b. Untuk menjawabnya membutuhkan waktu yang relatif lama, apalagi kalau menuntut kemampuan testi untuk melakukan pembandingan antar alternatif-alternatif jawaban yang homogen, atau menuntut pengertian-pengertian fundamental.

5. Soal Tes Menjodohkan

Keunggulan:

a. Dapat mencakup sejumlah fakta yang cukup banyak tanpa membutuhkan waktu lama untuk memjawabnya

b. Sangat berguna untuk menentukan apakah testi dapat mengasosiasikan antara kata-kata dengan definisinya, sebab-akibat, dan lain-lain

c. Dapat dipergunakan mengevaluasi tingkat kesanggupan testi dalam mempergunakan keterangan-keterangan yang telah dipelajari.

Kelemahan:

a. Menyusunnya relatif sukar

b. Hanya tepat digunakan bila bahan pelajaran yang telah dipelajari testi sudah cukup luas.

c. Sukar sekali untuk memperoleh keseragaman, baik pada yang dijodohkan maupun pada jodohnya.

6. Soal Tes Bentuk Jawaban Singkat

Oleh karena bentuk jawaban singkat ini sama dengan bentuk isian, perbedaannya terletak pada kalimatnya dalam kalimat bertanya, maka keunggulannya maupun kelemahannya juga sama dengan tes bentuk isian.


B. Ujian Lisan

Ujian lisan digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dalam bentuk kemampuan menggunakan ide-ide dan pendapat-pendapat secara lisan. Sebgai alat evaluasi hasil belajar maka soal-soal ujian lisan itu pada dasarnya berbentuk essai.

1. Soal tes bentuk Lisan

Keunggulan:

1. Kemungkinan menebak jawaban adalah kecil.

2. Mudah dibuat.

Kelemahan:

1. Penskoran sukar.

2. Kurang tepat dipergunakan mengevaluasi perubahan-2 perilaku yang ditimbulkan oleh hasil belajar.

1) Keunggulan Ujian Lisan:

a. Dapat digunakan alat evaluasi hasil belajar yang mendalam, karena penguji dapat meminta testi untuk mengemukakan argumentasi-argumentasinya jika penguji merasa belum puas atau belum yakin dengan jawaban-jawaban testi atas setiap jawaban.

b. Dapat dijadikan wahana untuk mengevaluasi kemampuan berfikir tingkat tinggi dengan sangat leluasa tanpa kekhawatiran kehabisan tempat untuk menjawab seperti pada ujian tertulis, karena dalam waktu yang singkatpun dapat diajukan jawaban yang luas dan mendalam dengan mengintegrasikan berbagai pengetahuan dari berbagai bidang studi.

c. Sangat memungkinkan untuk melakukan pendalaman.

d. Tidak memungkinkan adanya penyontekan, karena dilakukan secara individual.

e. Bahan ujian lisan dapat luas dan mendalam.

2) Kelemahan Ujian Lisan:

a. Jika penguji tidak siap dengan pertanyaan-pertanyaan maka penguji akan bertanya sebatas hal-2 yang diingat saja atau sepengetahuannya saja.

b. Sangat memungkinkan ketidakadilan. Contohnya porsi waktu antar testi bisa berbeda-beda.

c. Sangat subyektif.

d. Memerlukan waktu sangat lama sehingga menylitkan pengadministrasian ujian, pencatatan nilai, dan lain-lain.

e. Memungkinkan testi bersikat “ABS”.

f. Dapat terjadi bahwa seorang testi “mendapat durian runtuh” atau sebaliknya “keruntuhan durian”. (petanyaan persis sama atau lbh berat)

3) Cara mengajukan pertanyaan Lisan

(Berkaitan dengan pertanyaan sebagai strategi mengelola kelas)

a. Langsung. Untuk merangsang siswa aktif, membuat siswa berfikir, dan lain-lain.

b. Menyebar ke semua siswa yang ada di kelas, tidak terpusat pada salah seorang siswa. Ini biasanya untuk membuka diskusi kelas, karena pertanyaan ini mempunyai berbagai kemungkinan jawaban.

c. Terusan. Pertanyaan yang diajukan kepada salah seorang siswa dapat diteruskan pd siswa lain, agar tetap terpusat pada siswa.

d. Balikan. Merupakan cara lain agar proses pembelajaran tetap terpusat pada siswa. Guru yang ditanya mengembalikan pertanyaan kepada penanya dengan maksud agar jawaban muncul dari penanya sendiri.

e. Retorik. Cara ini diajukan sekedar untuk menimbulkan pengaruh.

4) Tipe-tipe Pertanyaan Lisan

  1. Pertanyaan lisan yang harus dijawab secara lisan.
  2. Pertanyaan lisan yang harus dijawab secara tertulis.

5) Manfaat Pertanyaan Lisan

a. Mengembangkan pemahaman siswa terhadap apa yang sedang diterangkan atau apa yang ditanyakan.

b. Mengembangkan kemampuan berfikir dan membuat keputusan.

c. Mengaktifkan kedua belah pihak, siswa-guru. Siapapun yang bertanya, akan mengaktifkan mereka.

C. Ujian Ketrampilan/Tindakan

Dipergunakan untuk mengevaluasi mutu suatu pekerjaan yang telah selesai dikerjakan, ketrampilan dan ketepatan menyelesaikan pekerjaan, kecepatan dan kemampuan merencanakan suatu pekerjaan, dan mengidentifikasikan bagian-bagian tertentu.

Keunggulan Ujian Tindakan

a. Salah satu perwujudan hasil belajar adalah terampil melakukan pekerjaan.

b. Dapat digunakan mencocokkan antara pengetahuan teori dan praktek yang dimiliki siswa sehingga ekuivalensinya menjadi lengkap.

c. Tidak ada peluang untuk menyotek karena dilakukan individual dan langsung.

d. Guru dapat mengenal lebih mendalam karakteristik-karakteristik siswanya.

Kelemahan Ujian Tindakan

a. Memakan waktu lama, biaya tinggi, membosankan.

b. Jika ujian ini sudah menjadi sesuatu yang rutin, maka ia tidak mempunyai arti apa-apa lagi.

c. Harus dilakukan secara penuh dan lengkap. Artinya, sarana lengkap, sarana waktu, sarana biaya harus dipenuhi.

d. Ketrampilan yang dievaluasi melalui ujian mungkin saja belum memenuhi kebutuha riil di lapangan kerja sesungguhnya.

Selasa, 03 Maret 2009

Deskripsi perkuliahan matakuliah Evaluasi Proses Dan Hasil Pembelajaran Matematika

Ketentuan Umum Perkuliahan

Matakuliah: Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika

(3 sks)

1. Perkuliahan direncanakan 14 kali tatap muka.

2. Presensi kehadiran: boleh tidak masuk dengan alasan apapun maksimal 3 kali (tanpa toleransi).

3. Metode Pembelajaran: Menyesuaikan.

4. Sumber Belajar: Text Book & sumber lainnya (internet, dll).

5. Penilaian:

a. Tugas terstruktur mandiri (Kelompok/Individual).

b. Ujian Tengah Semester.

c. Ujian Akhir Semester.

d. (Perlakuan Khusus-situasional dan kondisional).

Rencana Sajian Materi Kuliah

Pertemuan ke-1:

a. Pengertian Pengukuran dan Penilaian.

b. Tujuan Evaluasi

Pertemuan ke-2, ke-3, ke-4:

1. Bentuk Pelaksanaan Ujian

a. Tertulis

b. Lisan

c. Keterampilan

2. Jenis-jenis tes

a. Tes Uraian

b. Tes Objektif

c. Kelemahan dan kelebihan masing-masing tes

Pertemuan ke-5, ke-6, ke-7:

Pengembangan Instrumen Tes

a. Menentukan Spesifikasi tes

b. Membuat Kisi-kisi tes

c. Membuat Instrumen Tes

d. Analisis Butir Soal

e. Tingkat/taraf kesukaran

f. Daya Pembeda

g. Koefisien Reliabilitas

h. Koefisien Validitas

i. Distraktor/pengecoh

Pertemuan ke-8, ke-9:

Pengembangan Penilaian Berbasis Kelas (PBK)

a. Penilaian Portofolio

b. Penilaian Kinerja

c. Penilaian Proyek

d. Penilaian Produk

Pertemuan ke-10, ke-11:

1. Analisis instrumen

a. Program Excel

2. Pendekatan Penilaian

a. Penilaian Acuan Norma

b. Penilaian Acuan Kriteria

Pertemuan ke-12, ke-13, ke-14:

1. Pengembangan Instrumen Non Tes

a. Penentuan Variabel

b. Menentukan kisi-kisi

c. Menyusun butir

2. Analisis Instrumen Non Tes

a. Reliabilitas

b. Validitas

3. Penentuan Grade

a. Dengan Aturan

b. Dengan Pendekatan Norma

4. Mengolah Skor

a. Mengolah Skor dari tes uraian

b. Mengolah skor dari tes objektif

Ingin Tahu Saya?

Foto saya
Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia
Hadi Wiyono, M.Pd Riwayat Pendidikan; SDN Karangan II Balong (1979-1985) SMPN 4 Ponorogo (1985-1988) SMAN 1 Ponorogo (1988-1991) Pend. Matematika FPMIPA IKIP Malang (1991-1996) Pend. Matematika PPs UNS Surakarta (2006-2008)